Resep masakan – pizza sosis
Bahan :
• 500 gr tepung terigu
• 250 cc air
• 2 buah ragi tape
• 1 sendok makan gula pasir
• ½ sendok teh garam halus
• 50 gr mentega dicairkan
Bahan bagian atas :
• 250 gr sosis sapi, dipotong tipis-tipis
• 1 buah tomat merah, dipotong tipis
• 2 buah cabai hijau potong panjang
• Keju parut secukupnya
Bahan Saos tomat :
• 3 buah tomat merah
• 3 sendok makan mentega cair
• 3 siung bawang putih, dicincang
• 1 buah bawang bombay, dicincang
• Garam, gula, merica halus secukupnya
Cara membuatnya :
• Rendam ragi dengan air, setelah larut sisihkan
• Tepung terigu, gula, garam dan mentega cair dicampur menjadi satu, uleni sambil dituangi air ragi sedikit sampai adonan tidak lengket di tangan.
• Siapkan loyang berbentuk bulat, terlebih dahulu olesi dengan mentega sampai rata, tuangkan adonan kedalamnya dan ratakan.
• Bagian atasnya olesi dengan saos tomat dan taburkan di atasnya sosis serta potongan cabai hijau. Ratakan kemudian taburi dengan keju parut.
• Diamkan selama 15 menit.
• Setelah itu oven denga panas sedang saja sampai matang dan warnanya kecoklatan
• Hidangkan dalam keadaan panas
vinzdb23 blog's
hopefully this blog useful ...
As poor-poor people is
people who lack courtesy and manners.
Characteristic of a civilized person he is very diligent and love tolearn, he is not ashamed to learn than those located lower her
people who lack courtesy and manners.
Characteristic of a civilized person he is very diligent and love tolearn, he is not ashamed to learn than those located lower her
Rabu, 10 Agustus 2011
Aplikasi Perkantoran dan pengertiannya
Aplikasi Perkantoran (Microsoft Office)
Aplikasi perkantoran (Ms. Office) adalah aplkasi komputer yang berguna menyediakan layanan perkantoran.
Jenis-jenis Aplikasi perkantoran antara lain:
1. Ms. Word
2. Ms. Excel
3. Ms. Powerpoint
4. Ms. Access
5. Ms. Publisher
6. Ms. Front page
Pengertian jenis-jenis Aplikasi perkantoran:
1. Ms. Word
Adalah Aplikasi perkantoran pengolah kata.
Berfungsi untuk membuat dokumen, tabel, surat dan sebagainya.
2. Ms. Excel
Adalah Aplikasi perkantoran pengolah angka (Aritmatika)
Berfungsi untuk membuat grafik dan perhitungan.
3. Ms. Powerpoint
Adalah Aplikasi perkantoran pengolah Multimedia.
Berfungsi unutk membuat slide presentasi.
4. Ms. Access
Adalah Aplikasi perkantoran pengolah data.
Berfungsi untuk membuat data karyawan, data barang dan sebagainya.
5. Ms. Publisher
Adalah Aplikasi perkantoran pengolah publikasi.
Berfungsi untuk membuat desain, poster dan sebagainya.
6. Ms. Front Page
Adalah aplikasi perkantoran untuk membuat Web.
Aplikasi perkantoran (Ms. Office) adalah aplkasi komputer yang berguna menyediakan layanan perkantoran.
Jenis-jenis Aplikasi perkantoran antara lain:
1. Ms. Word
2. Ms. Excel
3. Ms. Powerpoint
4. Ms. Access
5. Ms. Publisher
6. Ms. Front page
Pengertian jenis-jenis Aplikasi perkantoran:
1. Ms. Word
Adalah Aplikasi perkantoran pengolah kata.
Berfungsi untuk membuat dokumen, tabel, surat dan sebagainya.
2. Ms. Excel
Adalah Aplikasi perkantoran pengolah angka (Aritmatika)
Berfungsi untuk membuat grafik dan perhitungan.
3. Ms. Powerpoint
Adalah Aplikasi perkantoran pengolah Multimedia.
Berfungsi unutk membuat slide presentasi.
4. Ms. Access
Adalah Aplikasi perkantoran pengolah data.
Berfungsi untuk membuat data karyawan, data barang dan sebagainya.
5. Ms. Publisher
Adalah Aplikasi perkantoran pengolah publikasi.
Berfungsi untuk membuat desain, poster dan sebagainya.
6. Ms. Front Page
Adalah aplikasi perkantoran untuk membuat Web.
Sufi
Sufi
Sufi adalah istilah untuk mereka yang mendalami ilmu tasawwuf, sejenis aliran mistik dalam agama Islam.
Beberapa sufi yang terkenal antara lain:
Al-Hallaj
Jalaluddin Rumi
Syekh Shohibul Faroji Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini
Syekh Siti Jenar
Syekh Abdul Qadir Jaelani
Abu Nawas
Sufi adalah istilah untuk mereka yang mendalami ilmu tasawwuf, sejenis aliran mistik dalam agama Islam.
Beberapa sufi yang terkenal antara lain:
Al-Hallaj
Jalaluddin Rumi
Syekh Shohibul Faroji Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini
Syekh Siti Jenar
Syekh Abdul Qadir Jaelani
Abu Nawas
Abu Nawas
Abu-Nuwas al-Hasan bin Hani al-Hakami (750-810), biasanya dikenal sebagai Abū-awās atau Abū-Nuwās (Bahasa Arab:ابونواس), adalah seorang pujangga Arab. Dia dilahirkan di kota Ahvaz di negeri Persia, dengan darah Arab and Persia mengalir di tubuhnya.
Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah Seribu
Satu Malam.
Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah Seribu
Satu Malam.
Syekh Abdul Qadir Jaelani Sufi terkenal
Sayyidul Auliya' Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Rahimahullah, (bernama lengkap Muhyi al Din Abu Muhammad Abdul Qadir ibn Abi Shalih Al-Jailani). Lahir di Jailan atau Kailan tahun 470 H/1077 M kota Baghdad sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata al Jailani atau al Kailani. Biografi beliau dimuat dalam Kitab الذيل على طبق الحنابلة Adz Dzail 'Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab al Hambali.
Imam Ibnu Rajab juga berkata, "Syeikh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma'rifat yang sesuai dengan sunnah."
Karya karyanya [1] :
Tafsir Al Jilani
al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
Futuhul Ghaib.
Al-Fath ar-Rabbani
Jala' al-Khawathir
Sirr al-Asrar
Asror Al Asror
Malfuzhat
Khamsata "Asyara Maktuban
Ar Rasael
Ad Diwaan
Sholawat wal Aurod
Yawaqitul Hikam
Jalaa al khotir
Amrul muhkam
Usul as Sabaa
Mukhtasar ulumuddin
Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.
Ajaran-ajaranya
Sam'ani berkata, " Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Ia seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau." Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A'lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut,"Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat."
Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan beliau mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, "Intinya Syeikh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman ). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau."( Siyar XX/451 ). Imam Adz Dzahabi juga berkata, " Tidak ada seorangpun para kibar masyayikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi".
Syeikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil,hal.136, " Aku telah mendapatkan aqidahnya ( Syeikh Abdul Qadir Al Jaelani ) di dalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka aku mengetahui bahwa dia sebagai seorang Salafi. Ia menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Ia juga membantah kelompok-kelompok Syi'ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf." (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa'dah 1415 H / 8 April 1995 M.)
Imam Ibnu Rajab juga berkata, "Syeikh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma'rifat yang sesuai dengan sunnah."
Karya karyanya [1] :
Tafsir Al Jilani
al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
Futuhul Ghaib.
Al-Fath ar-Rabbani
Jala' al-Khawathir
Sirr al-Asrar
Asror Al Asror
Malfuzhat
Khamsata "Asyara Maktuban
Ar Rasael
Ad Diwaan
Sholawat wal Aurod
Yawaqitul Hikam
Jalaa al khotir
Amrul muhkam
Usul as Sabaa
Mukhtasar ulumuddin
Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.
Ajaran-ajaranya
Sam'ani berkata, " Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Ia seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau." Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A'lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut,"Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat."
Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan beliau mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, "Intinya Syeikh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman ). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau."( Siyar XX/451 ). Imam Adz Dzahabi juga berkata, " Tidak ada seorangpun para kibar masyayikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi".
Syeikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil,hal.136, " Aku telah mendapatkan aqidahnya ( Syeikh Abdul Qadir Al Jaelani ) di dalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka aku mengetahui bahwa dia sebagai seorang Salafi. Ia menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Ia juga membantah kelompok-kelompok Syi'ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf." (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa'dah 1415 H / 8 April 1995 M.)
Syekh Siti Jenar Sufi terkenal
Syekh Siti Jenar (juga dikenal dalam banyak nama lain, antara lain Sitibrit, Lemahbang, dan Lemah Abang) adalah seorang tokoh yang dianggap sebagai sufi dan salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa.[1] Tidak ada yang mengetahui secara pasti asal-usulnya. Di masyarakat, terdapat banyak variasi cerita mengenai asal-usul Syekh Siti Jenar.
Sebagian umat Islam menganggapnya sesat karena ajarannya yang terkenal, yaitu Manunggaling Kawula Gusti. Akan tetapi, sebagian yang lain menganggap bahwa Syekh Siti Jenar adalah seorang intelektual yang telah memperoleh esensi Islam itu sendiri. Ajaran-ajarannya tertuang dalam karya sastra buatannya yang disebut pupuh. Ajaran yang sangat mulia dari Syekh Siti Jenar adalah budi pekerti.
Syekh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktik sufi Syekh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukan oleh Walisongo. Ajaran Syekh Siti Jenar yang paling kontroversial terkait dengan konsepnya tentang hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat tersebut. Syekh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, apa yang disebut umum sebagai kematian, justru disebut sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan abadi olehnya.
Sebagai konsekuensinya, kehidupan manusia di dunia ini tidak dapat dikenai hukum yang bersifat keduniawian, misalnya hukum negara, tetapi tidak termasuk hukum syariat peribadatan sebagaimana yang ditentukan oleh syariah. Menurut ulama pada masa itu yang memahami inti ajaran Syekh Siti Jenar, manusia di dunia ini tidak harus memenuhi rukun Islam yang lima, yaitu syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji. Baginya, syariah baru akan berlaku setelah manusia menjalani kehidupan pasca kematian. Syekh Siti Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam dirinya, yaitu di dalam budi. Pemahaman inilah yang dipropagandakan oleh para ulama pada masa itu, mirip dengan konsep Al-Hallaj (tokoh sufi Islam yang dihukum mati pada awal sejarah perkembangan Islam, kira-kira pada abad ke-9 Masehi) tentang hulul yang berkaitan dengan kesamaan sifat Tuhan dan manusia. Terdapat kisah yang menyebutkan bahwa ketika jenazah Syekh Siti Jenar disemayamkan di Masjid Demak, menjelang salat Isya, semerbak bunga dan cahaya memancar dari jenazahnya. Jenazah Syekh Siti Jenar sendiri selanjutnya dimakamkan di bawah Masjid Demak oleh para wali. Pendapat lain mengatakan, ia dimakamkan di Masjid Mantingan, Jepara, dengan nama lain.
Setelah tersiar kabar kematian Syekh Siti Jenar, banyak muridnya yang mengikuti jejak gurunya untuk menuju kehidupan yang hakiki, antara lain Kiai Lonthang dari Semarang, Ki Kebo Kenanga, dan Ki Ageng Tingkir.
Kontroversi yang lain adalah bahwa kemungkinan terbesar Syekh Siti Jenar adalah satu satunya tokoh Islam yang dengan segala kebijaksanaannya telah dapat mengadaptasi Islam dengan keluhuran ajaran Hindu dan Budha yang menjadi pegangan Bangsa Indonesia sehingga dapat terlihat dengan jelas bagaimana nilai daripada kehidupan dan kesejatian manusia dengan penciptanya yang ada dalam Bhagawad Gita berpadu dengan nilai yang diajarkan Alquran.
Hal ini tentu saja tak berlebihan, karena dengan tingkat kerohanian dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh Syekh Siti Jenar, ia akan mampu melakukan penghormatan kepada leluhur dan melestarikan nilai kebenaran yang diwariskan, menyerap agama baru dan melakukan penyesuain nilai agar dapat diterima oleh seluruh bangsa sehingga menjadi berkah keluhuran bagi alam semesta. Kalau para wali songo dengan pola gerakan yang lebih kepada keduniawian berusaha mengadopsi konsep Dewata Nawa Sanga di Hindu yang mereka personifikasikan ke dalam Wali Songo untuk mengubah pandangan masyarakat Hindu dan membelokkan kepada Islam pun dalam penggunaan cerita pewayangan Hindu seperti Mahabharata / Brathayudha dan Ramayana untuk membantu penyebaran agama Islam dengan melakukan sisipan sisipan ke dalamnya, namun Syekh Siti Jenar mengadaptasi nilai yang terkandung yang memang sudah ada di masyarakat Hindu dan Budha pada jaman keemasan Nusantara sehingga nilai kombinasi yang diperkenalkannya kepada masyarakat terbukti sangat cocok bahkan hingga saat ini. Terbukti bahwa dairah seperti Jogjakarta adalah salah satu dairah dengan eksistensi budaya yang sangat tinggi dan pranata sosial yang sangat beradab sebagai hasil penerapan konsep Hindu Budha dari para leluhur Bangsa Indonesia dengan nilai Islam sebagai budaya serapan baru.
Sebagian umat Islam menganggapnya sesat karena ajarannya yang terkenal, yaitu Manunggaling Kawula Gusti. Akan tetapi, sebagian yang lain menganggap bahwa Syekh Siti Jenar adalah seorang intelektual yang telah memperoleh esensi Islam itu sendiri. Ajaran-ajarannya tertuang dalam karya sastra buatannya yang disebut pupuh. Ajaran yang sangat mulia dari Syekh Siti Jenar adalah budi pekerti.
Syekh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktik sufi Syekh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukan oleh Walisongo. Ajaran Syekh Siti Jenar yang paling kontroversial terkait dengan konsepnya tentang hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat tersebut. Syekh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, apa yang disebut umum sebagai kematian, justru disebut sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan abadi olehnya.
Sebagai konsekuensinya, kehidupan manusia di dunia ini tidak dapat dikenai hukum yang bersifat keduniawian, misalnya hukum negara, tetapi tidak termasuk hukum syariat peribadatan sebagaimana yang ditentukan oleh syariah. Menurut ulama pada masa itu yang memahami inti ajaran Syekh Siti Jenar, manusia di dunia ini tidak harus memenuhi rukun Islam yang lima, yaitu syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji. Baginya, syariah baru akan berlaku setelah manusia menjalani kehidupan pasca kematian. Syekh Siti Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam dirinya, yaitu di dalam budi. Pemahaman inilah yang dipropagandakan oleh para ulama pada masa itu, mirip dengan konsep Al-Hallaj (tokoh sufi Islam yang dihukum mati pada awal sejarah perkembangan Islam, kira-kira pada abad ke-9 Masehi) tentang hulul yang berkaitan dengan kesamaan sifat Tuhan dan manusia. Terdapat kisah yang menyebutkan bahwa ketika jenazah Syekh Siti Jenar disemayamkan di Masjid Demak, menjelang salat Isya, semerbak bunga dan cahaya memancar dari jenazahnya. Jenazah Syekh Siti Jenar sendiri selanjutnya dimakamkan di bawah Masjid Demak oleh para wali. Pendapat lain mengatakan, ia dimakamkan di Masjid Mantingan, Jepara, dengan nama lain.
Setelah tersiar kabar kematian Syekh Siti Jenar, banyak muridnya yang mengikuti jejak gurunya untuk menuju kehidupan yang hakiki, antara lain Kiai Lonthang dari Semarang, Ki Kebo Kenanga, dan Ki Ageng Tingkir.
Kontroversi yang lain adalah bahwa kemungkinan terbesar Syekh Siti Jenar adalah satu satunya tokoh Islam yang dengan segala kebijaksanaannya telah dapat mengadaptasi Islam dengan keluhuran ajaran Hindu dan Budha yang menjadi pegangan Bangsa Indonesia sehingga dapat terlihat dengan jelas bagaimana nilai daripada kehidupan dan kesejatian manusia dengan penciptanya yang ada dalam Bhagawad Gita berpadu dengan nilai yang diajarkan Alquran.
Hal ini tentu saja tak berlebihan, karena dengan tingkat kerohanian dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh Syekh Siti Jenar, ia akan mampu melakukan penghormatan kepada leluhur dan melestarikan nilai kebenaran yang diwariskan, menyerap agama baru dan melakukan penyesuain nilai agar dapat diterima oleh seluruh bangsa sehingga menjadi berkah keluhuran bagi alam semesta. Kalau para wali songo dengan pola gerakan yang lebih kepada keduniawian berusaha mengadopsi konsep Dewata Nawa Sanga di Hindu yang mereka personifikasikan ke dalam Wali Songo untuk mengubah pandangan masyarakat Hindu dan membelokkan kepada Islam pun dalam penggunaan cerita pewayangan Hindu seperti Mahabharata / Brathayudha dan Ramayana untuk membantu penyebaran agama Islam dengan melakukan sisipan sisipan ke dalamnya, namun Syekh Siti Jenar mengadaptasi nilai yang terkandung yang memang sudah ada di masyarakat Hindu dan Budha pada jaman keemasan Nusantara sehingga nilai kombinasi yang diperkenalkannya kepada masyarakat terbukti sangat cocok bahkan hingga saat ini. Terbukti bahwa dairah seperti Jogjakarta adalah salah satu dairah dengan eksistensi budaya yang sangat tinggi dan pranata sosial yang sangat beradab sebagai hasil penerapan konsep Hindu Budha dari para leluhur Bangsa Indonesia dengan nilai Islam sebagai budaya serapan baru.
Shohibul Faroji Sufi terkenal
Syekh Sayyid Al-Hafizh Shohibul Faroji Azmatkhan Ba'alawi (bernama lengkap Shohibul Faroji Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini ibn Muhammad Mishbah ibn Bahruddin Azmatkhan; lahir di Banyuwangi 25 Jumadil Akhir 1397 H/ 13 Juni 1977 M) adalah tokoh sufi yang berasal dari Indonesia.
Syekh Shohibul Faroji juga merupakan mufti dan faqih di PT. Islamic Mint Nusantara. Tugasnya adalah mengeluarkan fatwa. Ia mengeluarkan fatwa tentang Fatwa Berat dan Kadar Dinar Islam.[1] PT. Islamic Mint Nusantara adalah sebuah perusahaan yang mencetak koin dinar dan dirham di Indonesia, dengan tujuan agar masyarakat menggunakan dinar dirham tersebut sebagai alat tukar.[2]
Syekh Shohibul Faroji juga aktif di beberapa organisasi, seperti di salah satu komisi pada Majelis Ulama Indonesia,[3] Nahdlatul Ulama, dan Masyarakat Ekonomi Syari'ah (MES).[4]
Syaikh Shohibul Faroji Azmatkhan telah menulis berbagai karya di bidang tauhid, Tafsir, Hadis, Fiqih, Ushul Fiqih, dan ilmu-ilmu ma’rifat. Daftar karyanya antara lain:[rujukan?]
Panduan Menuju Pencerahan Ruhani
Tafsir Ma'rifatullah,
Tafsir Liqa' Allah.
Tafsir Mahabbatullah, volume 1-114
Tafsir Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Tafsir Dinar Dirham Islam
Hadits Dinar Dirham Islam
Fiqih Dinar Dirham Islam
Fiqih Pasar Islam
Fiqih Baitul Mal'
Fiqih Masjid
Fiqih Khilafah Islam
---Tarekat dan para guru
Syaikh Shohibul Faroji Azmatkhan adalah Al-Mursyid dari beberapa tarekat, yaitu:[rujukan?]
Tarekat Alawiyyah
Tarekat Qodiriyah
Tarekat Naqsyabandiyah
Tarekat Syadziliyah
Tarekat Sanusiyyah
Tarekat Maulawiyyah
Tarekat Nur Muhammadiyyah
Tarekat Khidiriyyah
Tarekat Ahadiyyah
Tarekat Suhrawardiyyah
Tarekat Kubrawiyyah
Tarekat Khalwatiyah
Tarekat Chistiyyah
Tarekat Ni'matullahi
Tarekat Rifa'iah
Tarekat Arqamiyyah
Tarekat Azmatkhaniyyah (Tarekat Walisongo)
Tarekat Badawiyyah
Tarekat Banawa
Tarekat Ghazaliyyah
Tarekat Imdadiyyah
Tarekat Khaliliyyah
Tarekat Madariyyah
Tarekat Malamatiyyah
Tarekat Naffariyyah
Tarekat Quraniyyah
Tarekat Qutubiyyah
Tarekat Sabariyyah
Tarekat Samaniyyah
Tarekat Syattariyyah
Tarekat Asyrafiyyah
Tarekat Mahabbatullah
Syaikh Shohibul Faroji Azmatkhan telah berguru kepada para ulama' dan mursyid yang memiliki sanad keilmuan yang bersambung kepada keilmuan Nabi Muhammad, di antara para gurunya adalah:[rujukan?]
Asy-Syaikh As-Sayyid Bahruddin Azmatkhan (Guru Tarekat, Fiqih Syafi'i, Tafsir, dan Tauhid), kepada Syaikh ini, Syaikh Shohibul Faroji menerima beberapa ijazah sanad kemursyidan dan kepada guru ini pula, ia belajar kitab ansab
Asy-Syaikh KH. 'Adlan 'Ali Azmatkhan(Guru Tahfizhul Qur'an, Pendiri Pesantren Walisongo, Cukir, Tebuireng, Jombang), kepada Asy-Syaikh ini, Asy-Syaikh Shohibul Faroji menerima ijazah sanad Tahfizhul Qur'an yang bersambung kepada sanad Rasulullah,
Asy-Syaikh Yusuf Masyhar (Guru Tahfizhul Qur'an, Pendiri Pesantren Madrasatul Qur'an, Tebuireng, Jombang), kepada Asy-Syaikh ini, Asy-Syaikh Shohibul Faroji menerima ijazah sanad Tahfizhul Qur'an yang bersambung kepada sanad Rasulullah,
Asy-Syaikh Marzuki Muslih (Guru Nahwu Shorof Balaghah), kepada Syaikh ini, Asy-Syaikh Shohibul Faroji menerima ijazah sanad nahwu-shorof-balaghah.
Prof.KH. Ibrohim Hosen (Mantan Ketua Umum MUI), kepada Professor ini, Syaikh Shohibul Faroji belajar Ushul Fiqih, Qawaidul Fiqhiyyah, dan Fiqih Muqaranah (perbandingan Madzhab), dan mendapatkan sanad keilmuan bidang Ushul fiqih, Qawaidul Fiqhiyyah dan Fiqih Muqaranah
Asy-Syaikh Asy-Syarif As-Sayyid Muhammad bin 'Alwi bin 'Abbas Al-Maliki Al-Hasani (Ulama' Besar Makkah, Saudi 'Arabia), kepada Asy-Syaikh ini, Syaikh Shohibul Faroji belajar beberapa ilmu-ilmu hadits dan Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Ketika belajar kepada 'ulama' ini. Ia tinggal di luar ma'had (khorijiy), karena dalam waktu bersamaan, ia belajar kepada beberapa ulama' lain di lingkungan Masjidil Haram, dan Masjid Nabawi Madinah
Syekh Shohibul Faroji juga merupakan mufti dan faqih di PT. Islamic Mint Nusantara. Tugasnya adalah mengeluarkan fatwa. Ia mengeluarkan fatwa tentang Fatwa Berat dan Kadar Dinar Islam.[1] PT. Islamic Mint Nusantara adalah sebuah perusahaan yang mencetak koin dinar dan dirham di Indonesia, dengan tujuan agar masyarakat menggunakan dinar dirham tersebut sebagai alat tukar.[2]
Syekh Shohibul Faroji juga aktif di beberapa organisasi, seperti di salah satu komisi pada Majelis Ulama Indonesia,[3] Nahdlatul Ulama, dan Masyarakat Ekonomi Syari'ah (MES).[4]
Syaikh Shohibul Faroji Azmatkhan telah menulis berbagai karya di bidang tauhid, Tafsir, Hadis, Fiqih, Ushul Fiqih, dan ilmu-ilmu ma’rifat. Daftar karyanya antara lain:[rujukan?]
Panduan Menuju Pencerahan Ruhani
Tafsir Ma'rifatullah,
Tafsir Liqa' Allah.
Tafsir Mahabbatullah, volume 1-114
Tafsir Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Tafsir Dinar Dirham Islam
Hadits Dinar Dirham Islam
Fiqih Dinar Dirham Islam
Fiqih Pasar Islam
Fiqih Baitul Mal'
Fiqih Masjid
Fiqih Khilafah Islam
---Tarekat dan para guru
Syaikh Shohibul Faroji Azmatkhan adalah Al-Mursyid dari beberapa tarekat, yaitu:[rujukan?]
Tarekat Alawiyyah
Tarekat Qodiriyah
Tarekat Naqsyabandiyah
Tarekat Syadziliyah
Tarekat Sanusiyyah
Tarekat Maulawiyyah
Tarekat Nur Muhammadiyyah
Tarekat Khidiriyyah
Tarekat Ahadiyyah
Tarekat Suhrawardiyyah
Tarekat Kubrawiyyah
Tarekat Khalwatiyah
Tarekat Chistiyyah
Tarekat Ni'matullahi
Tarekat Rifa'iah
Tarekat Arqamiyyah
Tarekat Azmatkhaniyyah (Tarekat Walisongo)
Tarekat Badawiyyah
Tarekat Banawa
Tarekat Ghazaliyyah
Tarekat Imdadiyyah
Tarekat Khaliliyyah
Tarekat Madariyyah
Tarekat Malamatiyyah
Tarekat Naffariyyah
Tarekat Quraniyyah
Tarekat Qutubiyyah
Tarekat Sabariyyah
Tarekat Samaniyyah
Tarekat Syattariyyah
Tarekat Asyrafiyyah
Tarekat Mahabbatullah
Syaikh Shohibul Faroji Azmatkhan telah berguru kepada para ulama' dan mursyid yang memiliki sanad keilmuan yang bersambung kepada keilmuan Nabi Muhammad, di antara para gurunya adalah:[rujukan?]
Asy-Syaikh As-Sayyid Bahruddin Azmatkhan (Guru Tarekat, Fiqih Syafi'i, Tafsir, dan Tauhid), kepada Syaikh ini, Syaikh Shohibul Faroji menerima beberapa ijazah sanad kemursyidan dan kepada guru ini pula, ia belajar kitab ansab
Asy-Syaikh KH. 'Adlan 'Ali Azmatkhan(Guru Tahfizhul Qur'an, Pendiri Pesantren Walisongo, Cukir, Tebuireng, Jombang), kepada Asy-Syaikh ini, Asy-Syaikh Shohibul Faroji menerima ijazah sanad Tahfizhul Qur'an yang bersambung kepada sanad Rasulullah,
Asy-Syaikh Yusuf Masyhar (Guru Tahfizhul Qur'an, Pendiri Pesantren Madrasatul Qur'an, Tebuireng, Jombang), kepada Asy-Syaikh ini, Asy-Syaikh Shohibul Faroji menerima ijazah sanad Tahfizhul Qur'an yang bersambung kepada sanad Rasulullah,
Asy-Syaikh Marzuki Muslih (Guru Nahwu Shorof Balaghah), kepada Syaikh ini, Asy-Syaikh Shohibul Faroji menerima ijazah sanad nahwu-shorof-balaghah.
Prof.KH. Ibrohim Hosen (Mantan Ketua Umum MUI), kepada Professor ini, Syaikh Shohibul Faroji belajar Ushul Fiqih, Qawaidul Fiqhiyyah, dan Fiqih Muqaranah (perbandingan Madzhab), dan mendapatkan sanad keilmuan bidang Ushul fiqih, Qawaidul Fiqhiyyah dan Fiqih Muqaranah
Asy-Syaikh Asy-Syarif As-Sayyid Muhammad bin 'Alwi bin 'Abbas Al-Maliki Al-Hasani (Ulama' Besar Makkah, Saudi 'Arabia), kepada Asy-Syaikh ini, Syaikh Shohibul Faroji belajar beberapa ilmu-ilmu hadits dan Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Ketika belajar kepada 'ulama' ini. Ia tinggal di luar ma'had (khorijiy), karena dalam waktu bersamaan, ia belajar kepada beberapa ulama' lain di lingkungan Masjidil Haram, dan Masjid Nabawi Madinah
Langganan:
Postingan (Atom)